Kolang-kaling atau yang disebut juga dengan buah atap adalah nama cemilan kenyal berbentuk lonjong dan berwarna putih transparan dan mempunyai rasa yang menyegarkan. Kolang kaling yang dalam bahasa Belanda biasa disebut glibbertjes[1] ini, dibuat dari biji pohon aren (Arenga pinnata) yang berbentuk pipih dan bergetah. Untuk membuat kolang-kaling, para pengusaha kolang kaling biasanya membakar buah aren sampai hangus, kemudian diambil bijinya untuk direbus selama beberapa jam. Biji yang sudah direbus tersebut kemudian direndam dengan larutan air kapur selama beberapa hari sehingga terfermentasikan.
Kolang-kaling memiliki kadar air sangat tinggi, hingga mencapai 93,8% dalam setiap 100 gram-nya. Kolang kaling juga mengandung 0,69 gram protein, empat gram karbohidrat, serta kadar abu sekitar satu gram dan serat kasar 0,95 gram.
Selain memiliki rasa yang menyegarkan, mengonsumsi kolang kaling juga membantu memperlancar kerja saluran cerna manusia.
Kandungan karbohidrat yang dimiliki kolang kaling bisa memberikan rasa kenyang bagi orang yang mengonsumsinya, selain itu juga menghentikan nafsu makan dan mengakibatkan konsumsi makanan jadi menurun, sehingga cocok dikonsumsi sebagai makanan diet.
Melinda, seorang penderita Hernia Nukleus Pulposus yang sering disebut juga dengan penyakit HNP atau dikenal oleh orang awam dengan sebutan syaraf kejepit menuturkan pengalamannya sembuh dari penyakit ini setelah rutin mengonsumsi kolang-kaling atau buah atap.
Sekitar awal Nopember 2013 saya dapat info bahwa ada orang makan Kolang Kaling tiap hari 2×8 biji, kuat berlutut berjam2 tanpa rasa sakit.
Terus saya mendapat broadcast berikut ini.
Sejak tahun 2006 tulang pinggang saya terasa sakit, duduk lama akan terasa sakit, berdiri lama sakit, terlebih saat menggendong anak & saat tidur tengkurap sakitnya bukan main.
Sekitar 2 bulan lalu saya makan Kolang-Kaling secara rutin, 10 buah tiap hari.
Alhamdulillah, setelah beberapa hari rasa sakit berkurang & saat ini hampir2 tak ada lagi rasa sakit di pinggang.
Ibu mertua juga makan, tadinya jari-jarinya susah & agak sakit bila digerakkan.
Saat ini, jauh lebih baik.
Manfaat Kolang-Kaling sudah diteliti oleh peneliti Belanda sejak zaman penjajahan dulu.
Mereka tertarik karena di pedesaan Indonesia, rata2 orang tua sering mengkonsumsi buah atap ini & mereka jarang mempunyai masalah tulang/persendian.
Rata2 masalah pada orang tua adalah proses penuaan jaringan ikat yang dibangun oleh Kolagen yang terdapat pada Kulit, Otot, Tulang, Rambut & Kuku.
Kolang kaling mengandung Gelatin yang dapat dicerna oleh tubuh untuk mensintesa Kolagen.
Kolang-Kaling juga mengandung Albumin yang adalah Protein Plasma tubuh kita yang mencapai 60%.
Kolang-Kaling mengandung serat untuk membantu pencernaan bekerja sama dengan Gelatin & Mineral, Kalium, Kalsium, Fosfor & Besi yg dikandungnya.
Wow… luar biasa Allah yang sudah menciptakan buah ajaib Kolang-Kaling ini.
Seharusnya saya di Operasi & menghabiskan banyak uang.
Dokter bilang penyakit saya adalah HNP atau ‘Syaraf Kejepit’.
Selamat mencoba Kolang-Kaling, khususnya bagi orang2 yang sudah berusia diatas 50 thn, yang kadang2 menjumpai problem pada tulang; lutut tidak bisa ditekuk; sakit lutut kalau berdiri atau berjalan. (DMA)