SeputarJonggol.com – Secara resmi militer Turki mendeklarasikan kudeta terhadap pemerintahan Turki yang sah dan menyatakan pengambilalihan negara. Dalam aksi kudeta tersebut, pihak militer juga menutup Jembatan Bosphorus yang menghubungkan daratan Asia dan Eropa serta menutup bandara utama di Istanbul.
Dalam pernyataannya pada Jumat (16/7), pihak militer mengatakan bahwa mereka ingin “memasang ulang tatanan konstitusional, demokrasi, hak asasi manusia dan kebebasan, serta untuk memastikan bahwa aturan hukum sekali lagi memerintah di negeri ini, hukum dan ketertiban harus dipulihkan.”
Pernyataan militer melanjutkan dengan mengatakan bahwa “semua perjanjian dan komitmen internasional akan tetap (berlaku). Kami berjanji bahwa hubungan baik dengan semua negara-negara dunia akan terus berlanjut.”
Dikabarkan, aksi kudeta tersebut telah menyebabkan meletusnya pertempuran antara militer yang pro kudeta dan militer yang pro pemerintah. Korban pun tak dapat dihindarkan, hingga berita ini diturunkan, tercatat sebanyak 161 korban tewas dan 1.440 korban luka.
Sementara itu, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim menyatakan, sejumlah jenderal terlibat dalam pengambilalihan pemerintah. Dia bersumpah pemerintah “tidak akan pernah menyerah (menjalankan) demokrasi.” (DBS)