SeputarJonggol.com – Masa muda adalah masa untuk berkarya. Demikianlah yang dilakukan oleh arek-arek Malang yang penuh dengan jiwa muda yang menggelegak. Penuh dengan ide-ide kreatif dan inovatif ini.

Sejumlah anak muda Malang dengan raut muka penuh tanya berkumpul. Perasaan gelisah menaungi saat permasalahan urban yang mendera kian timbul. Ada apa gerangan?

Ternyata, mereka tengah mengikuti d’Youthizen Motorola hari kedua yang diselenggarakan di The Balava Hotel Malang, 29-30 Juli 2017. Kehadiran mereka bukan tanpa sebab karena anak muda Malang ini ingin berkreasi dan berpartisipasi aktif untuk kotanya.

Mereka berkumpul dengan tujuan yang sama, yaitu menyelesaikan persoalan yang ada di sekitar, khususnya permasalahan urban. Berbagai keluh kesah disampaikan yang kemudian dicari solusinya secara bersama-sama.

Misalnya salah satu kelompok mengutarakan ide yang dinamakan ‘Goco Konco’, yang artinya kumpul dan ngobrol bareng teman. Fathim Hamidah, perwakilan kelompok ini, mengungkapkan Goco Konco ditawarkan bagi orang yang senang menyendiri agar bisa berbagi permasalahan sehingga tidak memendam dan berujung negatif.

“Kita bikin aplikasi apa masalah kamu, bisa juga bikin YouTube channel dengan kasih semangat ke random people. Bisa juga ngajak anak jurusan psikologi karena anak muda dekat depresi seperti permasalahan kuliah hingga berujung bunuh diri,” tutur Fathim.

Ada ide yang mengangkat tempat ikonik Malang agar bisa menjadi slogan kota apel ini. Kemudian, ada juga yang resah akan pasar tradisional yang kian ditinggalkan sehingga perlu dimodifikasi agar bersih serta nyaman bagi yang berbelanja.

Selain itu kali atau sungai di Malang sudah tak asyik lagi untuk dinikmati seperti dulu kala karena tercemar sampah-sampah. Solusi ajakan kepada warga untuk turut serta sadar tak membuang sampah sembarangan hingga memungut sampah di sungai pun coba ditawarkan.

Perkotaan identik dengan kemacetan, begitu juga Malang. Setidaknya ada dua kelompok resah terkait kemacetan dan mengajak masyarakat menggunakan angkot ataupun dengan jalan kaki. Solusinya seperti aplikasi angkot serupa Go-Jek hingga diberi insentif yang mau jalan kaki.

Pada akhirnya, Goco Konco menjadi jawara dari ide lainnya yang telah dipaparkan. Pemilihan Goco Konco jadi yang terbaik karena ide dan solusinya bisa langsung diaplikasikan.

D’Youthizen sendiri adalah event yang digagas oleh Detikcom dan Motorola untuk mengajak anak muda yang ada di Malang untuk mencari solusi dan mewujudkan aksi nyata untuk kota tercinta dan lingkungan sekitar.

Selama dua hari, terhitung dari 29-30 Juli 2017, bertempat di The Balava Hotel, d’Youthizen diramaikan oleh pemaparan dari sejumlah narasumber yang berbagi ilmu tentang bagaimana memanfaatkan teknologi untuk lingkungan sekitar. (Dimuat ulang dari detikinet)