SeputaJonggol.com – Foto aksi crosser lindas batu ‘Punggung Naga’ berumur jutaan tahun lalu di kawasan Geopark Ciletuh Sukabumi, menyebar di media sosial. Aksi itu pun mendapat kecaman dari warganet.

Dari foto yang menjadi viral, ada tiga foto yang dikolase. Dua foto, crosser menggunakan helm, satu lagi tanpa helm. Seperti diketahui, batu punggung naga itu berada Suaka Margasatwa Cikepuh, areal zona inti Geopark Ciletuh Palabuhanratu. Kawasan ini sedang dalam penilaian Unesco agar bisa masuk ke dalam salahsatu world heritage.

“Itu di areal batu punggung naga atau batu batik, berada di kawasan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Prov Jabar. Saya semalam dapat foto itu dari Mang Dadang Utun, penggiat lingkungan yang menanyakan masalah itu,” kata Yudi Mulyadi, warganet yang memposting foto oknum kroser itu kepada wartawan melalui sambungan telepon, sekitar pukul 08.21 WIB, Senin (31/7/2017).

Menurut Yudi, ia sudah mendengar informasi terkait oknum itu sudah lama. Namun ia baru dapat dokumentasi fotonya dari rekannya yang tinggal di Bandung. “Teman-teman yang lain enggak mau mempublikasikan (Posting), saya hanya ingin pihak BKSDA tahu mereka kemana saja, padahal areal itu dijaga oleh mereka,” lanjut Yudi.

Yudi yang juga penggiat pariwisata ini menyebut untuk masuk ke dalam kawasan yang berada di foto harus menempuh perjalanan 1,5 jam bila melalui jalur darat dan 30 menit melalui jalur laut Palangpang, Kecamatan Ciemas.

“Jangankan untuk dipakai Offroad waktu pak Wakil Gubernur minta dibikinin Jogingtrack ke Pulau Kunti (kawasan Batu Punggung Naga) aja gak boleh katanya melanggar aturan harus ada izin dari kementrian, saya dengar sendiri waktu obrolan dengan pak Dedi Mizwar. Ini Motorcross bisa Offroad kesana jemping-jemping disana,” ucap Yudi.

Dengan ada kejadian ini, Yudi berharap pihak BKSDA melakukan pengawasan lebih ketat. Sebagai zona inti sudah selayaknya areal itu mendapat penjagaan lebih ketat dan tidak dipakai untuk aktivitas oknum tidak bertanggung jawab.

“Para petugas yang ditugaskan di kawasan konservasi harus melakukan pengawasan lebih baik, kalau mereka kurang personil ya minta ditambah,” tutupnya.

Tidak hanya di media sosial, foto-foto oknum crosser tersebut juga menyebar melalui aplikasi pesan instan whatsapp. (Sumber: Detik News)