
SeputarJonggol.com – Pesatnya jumlah warga yang terpapar Covid 19 atau Virus Corona membuat Pemerintah Kota Bogor cepat mengambil sikap dengan menyelenggarakan tes masif deteksi corona melalui rapid test (tes cepat) Covid-19.
Pelaksanaan rapid test itu sendiri dilakukan di delapan tempat berbeda di sekitar Kota Bogor dan ditujukan kepada 800 peserta berkategori orang dalam resiko (ODR).
Kepastian tersebut disampaikan langsung oleh Dedie A Rachim selaku Wakil Wali Kota Bogor seusai memimpin rapat koordinasi Tim Gugus Tugas Covid-19 di Posko Crisis Center Covid-19 di Bogor, Rabu (25/3/2020).
“Kami baru memutuskan lokasi pelaksanaan tesnya di mana, setelah menerima kiriman alat rapid test sehingga bisa dipastikan berapa jumlahnya. Kami menerima kiriman alat tes, tadi pagi jumlahnya ada 800 unit,” kata Dedie, sebagaimana dikutip media Antara.
Masih menurut Dedie, keputusan melaksanakan rapid tes corona diambil setelah rapat dan mendengarkan masukan dari berbagai pihak terkait. Pelaksanaan rapid test sendiri dilakukan di delapan lokasi terpisah di sekitar wilayah Kota Bogor, diantaranya adalah di 6 Puskesmas Induk di setiap Kecamatan yang ada di Kota Bogor, kemudian di RSUD Kota Bogor dan di Dinas Kesehatan Kota Bogor.
Awalnya Hendak di GOR Pajajaran Kota Bogor
Kabar awal, pelaksanaan rapid test corona akan dilakukan di GOR Pajajaran, Kota Bogor. Namun, setelah dikalkulasi secara matematis, waktunya tidak memungkinkan. Menurut dia, alat rapid test yang diterima sebanyak 800 unit dan perkiraan unit pelaksanaan tes setiap unitnya sekitar lima menit sehingga membutuhkan waktu sekitar 4.000 menit atau 66,6 jam. “Waktu 66,6 jam itu, jika dibagi 24 jam dalam sehari maka waktunya 2,7 hari,” kata Dedie A Rachim.
Padahal, lanjut Dedie, orang bekerja selama delapan jam dalam sehari, sehingga 66,6 jam itu membutuhkan waktu sampai delapan hari.
Melalui perhitungan tersebut, akhirnya Pemerintah Kota Bogor menyiasatinya dengan menyebar pelaksanaan rapid test tersebut di delapan lokasi berbeda, yaitu menyebarnya di 6 Puskesmas Induk yang ada di 6 Kecamatan di wilayah Bogor, di RSUD Kota Bogor serta di Dinas Kesehatan Bogor.
Sehingga, jika dibagi rata menjadi delapan lokasi, sehingga setiap lokasi akan melaksanakan tes untuk 100 orang. Jika asumsi pelaksanaan setiap unitnya sekitar lima menit maka dibutuhkan sekitar 8,3 jam.
“Pelaksanaan tesnya sekitar dua hari di setiap lokasi,” katanya. Pemerintah Kota Bogor juga menyiapkan 31 tenaga medis untuk diberikan pelatihan sebagai pelaksana tes itu. Di sisi lain, Pemerintah Kota Bogor juga mendata siapa saja pesertanya yakni mereka yang masuk dalam kategori ODR. ODR meliputi, orang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan lingkar dalam pasien positif COVID-19. “Lingkar dalam adalah tenaga medis yang merawat pasien COVID-19, keluarga pasien COVID-19, dan teman satu ruangan kerja pasien COVID-19,” kata Didie.
Profesi lainnya yang akan menjalani tes adalah orang yang pekerjaannya banyak bersentuhan dengan publik, seperti Babinsa dan Bhabinkamtibmas, maupun petugas kesehatan di Puskesmas. Dedie menjelaskan, pesertanya akan diketahui hasilnya saat ini. “Peserta yang hasilnya negatif dipersilakan kembali ke rumah, tapi peserta yang hasilnya positif akan ada perlakuan kesehatan lanjutan,” katanya. (PY)