SeputarJonggol.com – Mungkin sebagian besar dari kita hanya tahu bahwa Youtubers sukses dengan bayaran tinggi di Indonesia adalah orang-orang dewasa. Padahal, ada Youtuber cilik asal Indonesia yang kini memiliki channel yang sukses, baik dari sisi subscriber maupun penghasilannya. Bahkan, penghailan Youtuber cilik ini dikabarkan melebihi dari penghasilan channel youtube milik komedian Indonesia yang terkenal, yaitu Raditya Dika!

Meski SeputarJonggol.com belum memiliki data valid mengenai penghasilan antara kedua channel tersebut, namun dari jumlah subscriber, video, dan kualitas channel Lifia dan Niala, tampaknya kesuksesan channel mereka memang layak mereka dapatkan.

Cerita Ayah Lifia dan Niala Saat Membuat Channel Youtube

Kesuksesan channel Lifia dan Niala yang hingga tulisan ini diturunkan telah meraih sebanyak 600 ribu subscriber itu tentunya tidak dilakukan oleh mereka sendiri. Namun, ada tangan dingin orang tua yang membuat dan mendokumentasikan semua kegiatan anak-anak mereka ke dalam channel Youtube.

Adalah Edi Kusmara (40), Ayah kedua anak ini yang awalnya hanya berniat iseng membuat dokumentasi pribadi untuk putrinya yang bernama Lifia (7) dan Niala (5) agar kelak ketika kedua putrinya telah dewasa, mereka dapat melihat rekaman kenangan masa kecil mereka.

Apalagi, Edi Kusmara juga seorang yang memiliki hobi fotografi yang selalu mengabadikan momen-momen yang tak akan dapat terulang lagi itu.

Sudah tidak terhitung jumlah foto dan video yang telah Edi buat untuk setiap kegiatan kedua anaknya.

Kelebihan Edi adalah mindset yang dimilikinya sejak awal membuat dokumentasi untuk anaknya. Yaitu dia berusaha untuk membuat visual yang menarik. Tidak hanya untuk ditonton keluarganya sendiri. Namun, juga untuk orang lain.

“Awalnya saya bikin untuk dokumentasi pribadi. Lalu s aya lihat anak-anak, kok, kalau pegang handphone senang sekali lihat video anak di Youtube dari luar negeri,” ujar Edi yang menjadi warga Pekanbaru, Riau.

Edi juga menambahkan bahwa di Jerman, ada video yang ditonton hingga 50 juta kali yang isinya anak-anak meletuskan balon warna-warni. “Dari situ, saya pikir kita juga bisa buat yang serupa,” ucap Edi yang membuat Channel di Youtube dengan nama Lifiatube sejak 3 tahun lalu.

Dalam membuat video untuk anaknya, Edi juga berusaha sedapat mungkin memasukkan unsur edukasi di dalamnya. Misalnya saja, menyebut warna balon dalam bahasa Indonesia dan Inggris, belajar menghitung, cara dan manfaat bermain Playdoh, dan lain sebagainya.

Tidak disangka, selain keluarga dan teman-teman dekatnya, video yang diunggah oleh Edi ke Youtube itu malah dilihat penonton dari Amerika Serikat. Setahun belakangan, barulah kreasinya dtonton di Indonesia. Hebatnya, channel Youtube miliki Lifia dan Niala ini sukses menjadi yang nomor satu di Indonesia karena paling banyak ditonton mengalahkan channel stasiun tv dan label musik.

Konsep pembuatan video yang matang dan diperuntukkan bagi anak-anak usia 2-10 tahun membuat pujian datang dari para orang tua. Tak jarang mereka juga berterima kasih kepada Edi Kusmara.

“Sejak awal konsepnya adalah tontonan menghibur dan mendidik, alternatif di antara sinetron teve. Ada juga orang tua yang bilang terima kasih karena anaknya sudah bisa menghitung dari lihat video Lifia dan Niala,” tutur Edi yang turut merasa senang akan hal tersebut.

Dari sekitar 300-an video Lifia Niala yang telah diunggah ke Youtube, video yang paling banyak ditonton adalah video Main Bola di Kolam Air, yang telah ditonton sebanyak 260 juta kali!

Kesuksesan Edi sebagai seorang kreator Youtube sepertinya tidak disengaja. Karena, dirinya membuat Channel Youtube itu sebagai media untuk kedekatannya sebagai orang tua dan anaknya. Namun, channel tersebut lambat laun malah berbuah rezeki untuk keluarganya.

Ingin meniru jejak kesuksesan Edi Kusmara sebagai kreator Youtube? Ikuti tips dari Edi berikut ini.

1. Terencana
Buatlah skenario yang matang. Bila perlu, lakukan riset dulu apa yang biasanya disukai target audiens anda. Lalu, tampilkan kegiatan yang menari untuk ditonton. Idenya bisa muncul dari keseharian atau saat sedang jalan-jalan. “Apa yang disukai anak? Pasti viewers anak juga senang. Misalnya, anak-anak sedang berenang”.

2. Durasi
Meski tidak ada batasan durasi, namun jika terlalu lama, orang dapat merasa bosan menonton video tersebut. Belum lagi, Anda akan membutuhkan waktu lama ketika mengunggah video tersebut ke Youtube. Edi menyebutkan bahwa setelah diedit, video berdurasi 5-7 menit cukup ideal untuk ditonton.

3. Kualitas
Buatlah video dengan kualitas gambar dan suara yang bersih, tidak goyang, atau bisa juga full HD.

4. Atur Waktu
Setelah ada konsep cerita, tak jarang Edi temukan kendala ketika dua putrinya berebut mainan yang akan divideokan. Jika terjadi seperti ini atau anak-anak sedang capek, sebaiknya atur waktu dan jangan dipaksakan.

5. Alat pendukung

Ponsel dengan kamera yang tajam untuk pengambilan gambar sebenarnya sudah cukup mendukung jika pencahayaan memadai. Namun, jika kegiatan berkaitan dengan air, sebaiknya pakai kamera anti air (waterproof).

6. Promo

Selain keluarga dan teman dekat, video Lifia dan Niala juga banyak ditonton anak-anak se-Indonesia. Edi lalu sering memberikan kaos gratis dalam kuis yang ia buat. Misalnya, “Siapa yang komentar pertama di video ini akan dapat kaos gratis,” ujar Edi yang sering diundang ke negara-negara Asia untuk kegiatan yang berkaitan dengan tema-tema anak.

7. Ciri Khas

Anak-anak suka permainan. Tapi, jangan lupa di setiap video berikan sesuatu yang khas dan mudah diingat. Misalnya pemilihan lagu sebagai backsound. Dalam tiap videonya Edi memakai satu lagu yang sama dan gampang diingat.

8. Produktif

Seminggu sekali minimal 1 video diunggah Edi. Temanya pun beragam. Bukan cuma bermain, tapi juga me-review mainan tertentu. Malah sekarang, Edi mendapat sponsor banyak jenis mainan anak yang menunggu di-review. Istilahnya, unboxing. “Tapi, kalau keseringan dan tidak terkonsep malah tidak bagus,” kata Edi yang menganjurkan jenis mainan yang pasti disukai anak.

9. Hati-hati

Mengingat video tersebut membuat sosok kedua putrinya dikenal luas, Edi berpesan agar orangtua juga hati-hati dalam proses pembuatan video. “Tidak menyebut identitas nama, alamat, sekolah secara detail. Jangan lupa seleksi komentar yang muncul agar tidak berefek negatif untuk kreator,” kata Edi yang berniat mendokumentasikan terus kegiatan Lifia dan Niala hingga mereka besar.

Disarikan dari tabloidnova.com dengan judul “9 Cara Agar Video Ditonton Banyak Orang di Youtube”