SeputarJonggol.com – Amblesnya jembatan Cipamingkis akhirnya berbuntut panjang. Selain permasalahan yang dihadapi pengendara, terlebih para pemudik yang akan melewatkan hari raya Idul Fitri 1438 di daerahnya masing-masing yang melalui Jonggol, kini warga di Desa Weninggalih, Jonggol juga turut mendesak pengerasan jalan di desa mereka.
Namun menurut Yani Hassan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Bogor, pada Juni ini juga pihaknya melakukan pengerasan jalan tanah selebar 5 meter dengan panjang 3 kilometer, menggunakan batu dan tak diaspal, apalagi dibeton. Baru pada 2018 jalan itu akan dibeton menggunakan anggaran rutin peningkatan jalan.
Menurut Yani, jalan inspeksi itu bukan jalan alternatif karena terputusnya Jembatan Cipamingkis sehingga untuk ke Tanjungsari/Cariu menggunakan jalan lama dari Simpang Jonggol-Bekasi, lalu masuk ke Desa Weninggelis-Cibarusah (Bekasi)-Tanjungsari/Cariu.
“Tidak bisa langsung diaspal atau dibeton karena anggaran pengerasan saat ini sebesar Rp 900 juta berasal dari dana talangan bencana terkait amblesnya Jembatan Cipamingkis. Kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan pengerasan itu sudah ditunjuk dan saat ini sedang dinegosiasikan bentuk pekerjaan dan pelaksanaannya,” ujar Yani.
Menurut dia, jika sudah dikeraskan, jalan itu hanya bisa dilalui kendaraan ringan, bukan kendaraan berat semacam truk angkut barang material atau galian. “Kami berharap masyarakat memahami ini dan mematuhi. Kalau dilintasi truk, jalan di Rumpin saja, yang dibangun dengan beton, tetap rusak. Apalagi jalan tanah yang hanya dikeraskan dengan batu,” ujarnya. (PY/dbs)