SeputarJonggol – Sebuah kelompok penyebar isu berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) menamai diri mereka sebagai Saracen. Sindikat ini bahkan kerap menyebarkan proposal ke sejumlah pihak dan menyatakan bisa menebar isu bernuansa SARA.
Puluhan juta rupiah mereka ajukan kepada pihak tertentu yang mengatasnamakan diri Saracen. Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Faril Imran mengatakan kelompok Saracen adalah buzzer yang dibayar untuk menyebarkan ujaran kebencian (hate speech) bernuansa SARA hingga berita hoax. Mereka memiliki pengikut hingga ratusan ribu akun.
Polisi belum menyebutkan alasan kelompok ini memakai nama Saracen. Nama ini sebetulnya memiliki sejarah panjang meski sebetulnya belum tercatat siapa yang pertama kali menamakan diri sebagai Saracen.
Lantas, apa itu SARACEN? Ikuti tulisan berikut ini.
Pada Abad Pertengahan, seorang penulis dari Cambridge University, Inggris, bernama Simon Ockley menulis tentang sejarah Saracen. Dari beberapa hal yang dapat dikutip dari buku berjudul The History of Saracens, yang ditulis pada 1711 dan 1718, Kamis (24/8/2017). Ockley hanya bercerita tentang orang-orang yang disebut sebagai Saracen.
“Awal mula (kisah) kekaisaran Saracen diwariskan kepada kita oleh masa penulis-penulis Yunani,” tulis Ockley.
Dia juga menyebutkan asal-muasal Saracen masih perlu diteliti lebih lanjut karena banyak hal yang meragukan. Saracen juga disebut banyak menundukkan pemerintah lain dan memperkenalkan ‘wajah baru’.
Secara umum, Ockley memaknai Saracen sebagai orang-orang Arab pengikut Nabi Muhammad. Ockley menulis nama Muhammad dengan ‘Mahomet’.
Pada sebuah bab, Ockley juga menuliskan tentang Islam yang merupakan agama bagi pengikut Nabi Muhammad. Ockley juga memaparkan agama yang dianut orang Arab atau Saracen berasal dari Ibrahim dan putranya, Ismail.
Ada pula pendapat bahwa Saracen berasal dari bahasa Yunani. Pelafalan Saracen juga mirip dengan bahasa Arab, Syarqiyyin, yang berarti ‘orang-orang Timur’.
Pada Abad Pertengahan, Saracen dipakai oleh orang Kristen di Eropa untuk menyebut orang Islam. Konotasi dari Saracen bagi penganut Kristen di Eropa pun banyak dipengaruhi kisah-kisah Perang Salib. Dalam Perang Salib, ada pula nama Salahuddin Al Ayyubi atau Saladin.
Kembali ke buku yang ditulis Ockley, dia juga menceritakan tentang para Khalifah (Caliph). Ada kisah tentang Khalifah Ustman (Othman) yang juga disebutnya sebagai Saracen.
Di Inggris, tempat asal Ockley, orang Islam mulai tinggal dan menjalankan ajaran agamanya secara terbuka pertama kali pada abad ke-16. Penyebab kehadiran umat Islam di Inggris adalah pengucilan Ratu Elizabeth dari Katolik Eropa.
Paus Pius V secara resmi mengucilkan Sang Ratu pada 1570. Hal inilah yang menjadikan Ratu bertindak di luar perintah Paus. Kala itu Paus melarang perdagangan antara Kristen dan kaum muslimin.
Sebelum pemerintahan Elizabeth, banyak orang Inggris tak tahu apa itu Islam. Mereka masih menyebutnya sebagai ‘Saracen’. Kata-kata ‘Islam’ atau ‘muslim’ baru secara resmi diserap ke bahasa Inggris pada abad ke-17 atau sekitar seabad sebelum Ockley menulis buku ‘The History of Saracen’.