SeputarJonggol – Meluasnya perilaku LGBT saat ini semakin mengkhawatirkan. Terlebih penyebaran perilaku LGBT tersebut terlihat makin masiv di dunia media sosial, dimana anak-anak saat ini dapat dengan mudah melihatnya.

Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan, terutama bagi para orang tua, dimana anak-anak mereka saat ini selalu menghabiskan waktu bersama gadget mereka.

Oleh karena itu, seyogyanya, para orang tua dapat menjadi tempat sekaligus teman bagi anak-anak mereka. Agar, anak-anak dapat lebih terbuka kepada orang tuanya.

Peserta Seminar Remaja Islam Citra Indah City yang diadakan oleh Forum Masjid CItra Indah City bersama DKM Masjid Al-Amanah Cluster Bukit Rasamala. (Foto: SeputarJonggol/Ovan Taufik)

Gerakan-gerakan yang meminta diterimanya kaum LGBT dalam lingkungan masyarakat pun kini semakin sering kita temui. Bahkan, simbol-simbol LGBT juga sudah banyak diusung oleh band-band yang menjadi idola para remaja, diantaranya adalah Band Cold Play yang akan menggelar konser di Indonesia.

Meski MUI telah menolak kehadiran band asal Inggris tersebut, namun tampaknya gelaran konser band Cold Play akan tetap diselenggarakan.

Dalam upaya memberikan informasi dan cara antisipasi yang benar terhadap LGBT, Forum Masjid Citra Indah City (FMC) bersama Dewan Kemakmuran Masjid Al-Amanah Bukit Rasamala menggelar Seminar Remaja Islam Citra Indah dengan mengangkat tema Mengapa MUI Melarang Cold Play Konser di Indonesia.

Seminar Remaja Islam yang dilaksanakan di Masjid Al-Amanah Cluster Bukit Rasamala pada Minggu (25/6/2023) itu menghadirkan Kak Sinyo, Founder Yayasan Peduli Sahabat yang konsern terhadap fenomena Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).

Pemilik nama asli Agung Sugiarto ini menjelaskan bahwa orientasi seksual yang normal hanya ada satu di dunia, yaitu heteroseksual (orientasi seksual pada lawan jenis).

Peserta Putri pada Seminar Remaja Islam Citra Indah City yang diadakan oleh Forum Masjid CItra Indah City bersama DKM Masjid Al-Amanah Cluster Bukit Rasamala. (Foto: SeputarJonggol/Ovan Taufik)

Namun, kemudian timbul orientasi lain yang disebut nonheteroseksual. “Timbulnya orientasi nonheteroseksual ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal,” ucap konsultan Yayasan Peduli Sahabat itu.

Lebih jauh, Kak Sinyo menerangkan bahwa faktor internal yang dimaksud dapat timbul antara lain karena didikan orang tua yang memperlakukan anak lelaki seperti perempuan, dan anak lelaki yang jarang berinteraksi dengan lelaki.

Selain itu, faktor biologis juga dapat digolongkan ke dalam faktor internal penyebab timbulnya orientasi nonheteroseksual pada seseorang. Meski, persentase dari faktor biologis ini sangat kecil, dan bukan termasuk DNA atau Gen.

Pemilik gelar Magister (S2) dalam bidang Psikometri ini juga memberikan pesannya kepada peserta Seminar Remaja Islam Citra Indah City agar ketika ada seseorang yang terindikasi memiliki orientasi nonheteroseksual, maka tidak boleh mencacinya. Melainkan harus dinasehati dan diarahkan bersama ke jalan yang benar.

Karenanya, seorang muslim harus terus mempelajari agamnya, menjaga adab dan auratnya, serta bergaul pada lingkungan yang baik agar dapat terhindar atau mereduksi serta menghilangkan bisikan-bisikan negatif.

Acara Seminar Remaja Islam Citra Indah City tersebut berjalan dengan baik, dimana banyak pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta seminar. (OVN)